Palangka Raya – Penolakan terhadap investor Rusia dalam proyek rel kereta api (KA) Kalteng – Kaltim sepanjang 135 km bukan hanya datang dari sisi pemerintah daerah tetapi dukungan penolakan juga diutarakan oleh dua komunitas adat, yaitu dari Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng dan Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI) Kalteng. Bahkan, DAD siap melakukan perlawanan melalui Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah apabila pemerintah pusat bergeming. Penyataan ini dikeluarkan oleh DAD Kalteng karena menurut mereka, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tidak ingin kekayaan daerah diangkut keluar tanpa menyejahterakan rakyat. Tanggapan keras ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan pemerintah pusat dalam mengkaji masalah ini.
(Sumber : Kalteng Pos , 5 Agustus 2011, ‘Dewan Adat Dayak (DAD) Siap Melawan Pusat’)